REVIEW FILM LONGLEGS (2024)

 REVIEW FILM LONGLEGS (2024)

Bagi kebanyakan orang sebuah film horror yang sukses dan layak dicap seram harus memiliki beberapa syarat; seperti jump scare, suara musik menegangkan, hingga munculnya sosok hantu dengan wajah mengerikan yang dapat membuat jantung berdegup kencang. Standar tersebut sudah melekat di benak masyarakat luas. Sehingga apabila sebuah film horror tidak memenuhi salah satu persyaratan tersebut, sebagian besar orang akan menilainya kurang seram. Atau apabila salah satu syarat tersebut ditempatkan terlalu banyak, maka akan mengurangi intensitas ketakutan penonton juga.

Selain beberapa syarat tersebut, unsur cerita dalam film horror juga penting untuk membangun ketegangan sejak awal hingga berakhirnya film. Cerita yang baik akan menggiring penonton untuk menikmati ketegangan yang muncul satu persatu secara berurutan hingga klimaks. Namun, bagaimana jika formula film horror kini kian berbeda?. Tak ada sosok hantu dengan wajah seram, hingga cerita dengan tipe slow paced yang akan bikin ngantuk, ya inilah film Longlegs.

Longlegs berkisah tentang seorang agen FBI bernama Lee Harker (Maika Monroe) yang harus menyelidiki sebuah kasus pembunuhan berantai. Seiring berjalannya penyelidikan, ia menyadari bahwa ada koneksi antara dirinya dengan kasus-kasus pembunuhan tersebut. Setelah didalami, Harker menemukan fakta bahwa pembunuhan ini bukanlah kasus biasa, melainkan mengarah kepada praktek okultisme yang mengerikan. Kini Harker adalah kunci untuk menyelesaikan semua permasalahan yang terjadi.

Film dengan durasi 1 jam 41 menit ini mengawali cerita layaknya film-film misteri seperti Zodiac, Prisoner, dan The Silence of the Lambs. Penonton akan digiring untuk membuka motif si pembunuh. Namun bedanya, sejak film dibuka kita sudah tau siapa pembunuh berantai tersebut karena sosoknya langsung ditampilkan melalui sequence awal. Dan menariknya kita akan dibuat menebak-nebak bagaimana cara si pembunuh ini menjalankan aksinya.

Cerita dari film Longlegs memiliki tempo yang cukup lambat. Kita akan difokuskan untuk menyaksikan rasa depresi dan ketakutan dari agen Lee Harker sepanjang film. Hal inilah yang membuat penonton akan terkantuk-kantuk sepanjang film. Namun apabila memperhatikan dengan serius, rangkaian adegan satu dengan lainnya akan saling terkoneksi sejak awal film yang akan menjawab semua pertanyaan penonton di bagian akhirnya. Jadi apabila salah satu terlewat karena mata sudah terpejam, maka akan muncul pertanyaan-pertanyaan baru setelah filmnya selesai. 

Meskipun filmnya slow paced, tapi Longlegs mampu menyuguhkan kengerian yang luar biasa melalui elemen suara dan visual yang membuat penonton tidak nyaman. Selain itu penggambaran sosok Longlegs baik fisik maupun prilaku akan menghadirkan rasa janggal yang bikin bergidik. Di balik make up dan prostetiknya, Nicolas Cage berhasil membuat sosok mengerikan ini menghantui penonton sejak kemunculannya di menit awal film. Kita akan mendapatkan sensasi takut yang berbeda dari film horror umumnya setelah menonton film ini.

Beberapa adegan brutal ditampilkan di film Longlegs, meskipun intensitasnya tidak terlalu banyak dan sangat sadis. Longlegs lebih memilih sukses melalui kemampuan bercerita yang disampaikan melalui beberapa babak dengan alur maju mundur, alih-alih menyajikan grafis yang sangat disturbing layaknya film-film slasher. Penampilan shot-shot POV yang creepy, dan tampilan glich serta still frame di beberapa adegan yang mengganggu, adalah gebrakan Longlegs untuk menggantikan jump scare setan-setanan ala film horror lainnya. Dengan permainan audio dan visual yang tak biasa, film ini berhasil memainkan emosi penonton dan ketakutannya sepanjang film.

Longlegs merupakan film horror modern yang harus disaksikan di bioskop, khususnya dolby atmos. Film ini sangat kuat dalam elemen suara, sehingga mungkin feel yang dirasakan penonton akan berbeda ketika menyaksikannya melalui layar lebar ataupun streaming saat filmnya sudah dirilis ke platform digital. Banyak orang pastinya kontra untuk menilai film Longlegs masuk kategori menyeramkan apabila mempertimbangkan syarat-syarat film horror yang telah gua tulis di awal. Namun kembali ke opini personal, film ini bisa gua bilang cukup seram dan mengganggu dengan ciri khasnya sendiri yang tak bisa ditemui di film-film horror manapun yang telah gua tonton.

Terima kasih telah membaca review ini, jangan lupa follow instagram gua @im.amru dan subscribe channel Youtube gua: Daffa Amrullah.

Comments