REVIEW FILM X (2022)

 Review Film X (2022)

X merupakan film slasher pertama yang gua tonton di tahun 2023 ini setelah sebelumnya gua menonton prequel dari filmnya yang berjudul Pearl (2022). Film A24 bergenre horror, misteri, dan thriller ini dibintangi oleh Mia Goth yang berperan ganda menjadi seorang protagonis bernama Maxine sekaligus antagonis bernama Pearl. X sendiri bercerita tentang sekumpulan filmmaker muda yang ingin membuat sebuah film porno di pondok terpencil di Texas, namun mereka disambut oleh pemilik pondok yang tua dan tidak ramah serta mencurigakan.

Film X berlatar di tahun 1979, yang mana pada saat itu juga merupakan era emas dari film-film slasher. Film ini masih berkaitan dengan prequelnya, yaitu Pearl, di mana tuan rumah pemilik pondok merupakan seorang wanita tua psikopat bernama Pearl dan suaminya bernama Howard, dan kejadian ini terjadi puluhan tahun setelah film Pearl di lokasi yang sama. Bisa dibilang film X adalah kelanjutan kisah dari tokoh Pearl sekaligus memperkenalkan protagonis baru bernama Maxine. 

Film X sendiri berfokus pada obsesi terhadap film dan juga seks. Setiap tokoh yang ada memiliki semua motif yang sama dan berkaitan dengan kedua hal tersebut. Untuk Maxine sendiri sebagai tokoh protagonis, meskipun kita tidak mengetahui backstorynya, namun kita tahu bahwa dirinya memiliki cita-cita untuk menjadi bintang film yang terkenal dan digilai orang-orang, hal inilah yang mendasari persamaan kedua tokoh Maxine maupun Pearl (note: kalian harus nonton film Pearl terlebih dahulu agar tahu backstory dari Pearl)

Seru sekali rasanya ketika penonton dapat menyaksikan berbagai macam konflik antar tokohnya yang menyangkut proses pembuatan film porno ini, mulai dari estetika film yang masih dipertahankan oleh sutradaranya, produser yang hitung-hitungan dalam mencari keuntungan, tokoh yang saling mengomentari akting satu sama lain, bahkan pembahasan seputar seks dan moral. Rasanya dialog-dialog tersebut cukup mewakili bagaimana perspektif masing-masing individu yang pernah menjalani sebuah proses pembuatan film dengan skala kecil maupun amatiran. 

Secara cerita, film X menampilkan sebuah kisah proses pembuatan film porno dan teror dari dua orang lansia psikopat, yang diparalelkan dengan hasil film porno itu sendiri. Melalui lokasi yang ditampilkan, film X dapat membangun ketegangan beserta teror sejak awal kedatangan para filmmaker muda ini. Sedari awal, di adegan pembuka film, kita sudah dipertontonkan dengan kekacauan yang terjadi di lokasi tersebut, namun apa yang terjadi sebenarnya masih menjadi teka-teki bagi penonton. Di tengah-tengah durasi film yang penuh ketegangan, Ti West selalu menyelanya dengan adegan-adegan yang ada di film porno yang tengah digarap sehingga ekspektasi serta kewaspadaan penonton kerap kali dipatahkan hingga pertengahan film. Dan di babak akhirlah teror dari sosok si tua Pearl dan Howard meledak dan menghantui keenam filmmaker itu hingga satu persatu jadi korban keganasan pasangan psikopat tersebut.

Film ini akan menampilkan banyak visual yang vulgar, penggunaan narkoba, dan adegan kekerasan yang penuh darah. Bagi kalian yang menyukai film-film slasher pasti akan keranjingan saat menyaksikan 40 menit terakhir film ini. Beberapa adegan pembunuhan dilakukan dengan sangat brutal dan menampilkan shot-shot close up yang cukup mengganggu. Lalu sebagian adegan mungkin akan jadi pengecoh adegan lainnya dalam serangkaian aksi keji dari pasutri gila ini. Selain itu dari segi sinematografi dan pengadeganan, beberapa bagian dari film X juga turut memperlihatkan shot-shot dengan referensi film terkenal yang tak asing bagi para pecinta film. 

Dari segi editing film X memiliki ciri khas unik layaknya film klasik tahun 70-80an, mulai dari penggunaan tone dan warna film, split screen, serta transisi-transisi antar scene yang terkesan jadul dan dapat membangkitkan nostalgia penonton akan film-film di era tersebut. Musik-musik pendukung juga ikut andil dalam membangun suasana lawas film ini, hingga yang paling kecil dan menonjol adalah televisi yang menyiarkan khotbah gereja kristen yang menentang sekte seks, penculikan, dan penyimpangan dari jalan tuhan (note: televisi ini menjadi penting pada ending film). Yang patut diapresiasi dari film ini selain faktor-faktor yang telah gua sebutkan adalah penggunaan spesial efek dan make up yang berperan besar dalam kesuksesan film X. Tanpanya, rentetan kekejian dan kebrutalan film ini tentu tidak akan sukses.

Kesimpulannya adalah film X merupakan salah satu film slasher terbaik tahun 2022, yang berhasil menampilkan Mia Goth menjadi "bintang" yang sesungguhnya. X juga merupakan film yang memberi penonton nostalgia akan era emas film slasher klasik dan membangkitkan ketakutan yang sama yang mungkin pernah dialami oleh penonton lama maupun penonton sekarang yang semasa kecilnya pernah curi-curi waktu untuk nonton film bergenre serupa sambil tutup mata dan intip-intip kecil dari balik jemarinya.

Terima kasih telah membaca review ini. Jangan lupa bagikan review ini ke teman-teman kalian, dan follow instagram gua @im.amru. Subscribe juga channel youtube gua: Daffa Amrullah untuk menonton konten-konten seputar film, traveling, dan kuliner yang menarik.

Comments