REVIEW FILM LIKE & SHARE (2022)
Selamat datang di blog gua, kali ini gua akan mereview salah satu film Indonesia yang menurut gua sangat impacful dan penting untuk ditonton bagi seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Film yang disutradarai oleh Gina S Noer ini berjudul Like & Share.
Like & Share adalah film coming of age yang menceritakan tentang dua orang remaja perempuan bernama Lisa dan Sarah. Kedua sahabat ini berasal dari background keluarga yang berbeda dan memiliki permasalahannya masing-masing. Mengambil latar di Jakarta, film ini menghadirkan berbagai problematika yang dialami oleh remaja SMA yang bersinggungan dengan kemajuan teknologi saat ini.
Film ini dibuka dengan memperkenalkan hobi Lisa dan Sarah, yaitu membuat video ASMR yang unik dengan memakan makanan yang tidak biasa, sedikit sensual, dan penuh dengan warna-warni. Lisa dan Sarah dibuai oleh kepopuleran di dunia maya dan haus akan reaksi penonton yang memacu mereka untuk terus memproduksi konten-konten yang disukai netizen. Mereka tidak hanya menganggap ASMR sebagai hobi semata, melainkan juga sebagai pelarian dari masalah-masalah kehidupan yang selama ini mengelilingi mereka di dunia nyata.
Gina S Noer sangat berani, gua nggak akan menyebutnya menyentil lagi melainkan "menendang-nendang" berbagai permasalahan sosial yang dialami oleh perempuan di Indonesia. Ia mampu mengangkat isu kekerasan seksual, pornografi, toxic family, toxic relationship, grooming, bahkan hal tabu semacam nonton bokep dan masturbasi yang dilakukan oleh perempuan yang selama ini hanya menjadi pertanyaan atau aib bagi khalayak dan sangat sulit untuk dibicarakan.
Film Like & Share mampu untuk bersuara untuk menjadikan perempuan sebagai manusia yang harus diterima apa adanya, alih-alih selalu menomer dua kan perempuan dan memberi batasan-batasan melalui norma-norma kolot yang masih mengakar di masyarakat melalui aturan agama maupun persepsi masyarakat. Film ini juga menampar kita untuk menyadarkan betapa berbahayanya platform media sosial dan hubungan yang tidak sehat yang kerap kali terjadi di lingkungan sekitar kita.
Di babak awal, film ini langsung memberikan kita masalah yang dialami oleh protagonisnya tanpa neko-neko, penggalian backstory dihadirkan melalui dialog dan adegan-adegan keseharian dengan detail-detail yang ditunjukkan melalui berbagai properti sehingga penonton tidak kebingungan dalam mengidentifikasi karakter-karakter yang ada, serta motivasinya dalam bertindak pada scene-scene setelahnya.
Kekuatan Gina S Noer dalam menghadirkan sensasi serta unsur-unsur sensual yang lekat dengan film ini melalui berbagai shot close up yang mengandung metafora, serta montase visual di beberapa adegan eksplisit, yang didukung oleh penataan suara yang sangat baik dapat membangkitkan berbagai rasa, kesan, dan impresi penonton melalui rangsangan audio visual sepanjang film. Belum lagi departemen artistik dan kostum yang menyajikan dunia yang penuh warna, membuai penonton untuk larut dalam keindahan setiap shot-shot film ini, demi mencerna kisah gelap yang berjalan beriringan dengan barbagai keindahan tersebut dalam satu waktu yang bersamaan.
Like & Share juga berbicara tentang lanskap, tentang Jakarta serta keindahan panorama kota-kota dan tempat-tempat yang disinggahi oleh manusia-manusianya. Namun di dalam pemandangan gemerlap lampu-lampu pencakar langit itu terdapat sisi gelap yang menghantui perempuan-perempuan yang berjalan di dalamnya. Sisi gelap yang seolah-olah sudah menjadi normal, menjadi cara hidup, namun seolah ditutup-tutupi oleh masyarakat itu sendiri.
Gua sangat menyukai bagaimana naskahnya bermain dengan kejadian-kejadian yang berlangsung di dunia maya namun berimpact ke dunia nyata, menghadirkan gambaran bagaimana perempuan selalu kena imbas atas perbuatan yang bahkan tidak pernah menjadi keinginannya, hancurnya kehidupan para penyintas yang seolah-olah jarang diketahui oleh khalayak dan gilanya perjuangan untuk melawan segala bentuk kutukan atau kesialan yang sudah diwariskan secara turun temurun di negeri ini. Dialog-dialognya pun sarat akan pesan dan pertanyaan-pertanyaan sederhana yang harus direnungi oleh setiap manusia, seolah-olah menjawab keluh kesah penonton akan masalah yang dialami oleh setiap orang yang menjalani fase remaja yang pernah bercekcok dengan orang tua atau sahabatnya.
Dari departemen sinematografi dan penyutradaraan, gua memberikan apresiasi ketika Gina S Noer mampu membuat gua bernostalgia dengan scene UKS di film Dua Garis Biru. Sajian adegan dramatik dengan konsep long take di film Like & Share menyuguhkan konflik dengan perubahan emosional yang sangat drastis, mampu membuat penonton tersentuh, dan menyayat hati. Penggunaan aspek rasionya dan beberapa shot dengan komposisi negative space juga menunjang rasa terkekang dan terisolasinya tokoh Sarah dan Lisa di film ini.
Rasanya tidak akan lengkap apabila review ini belum menyanjung kepiawaian akting dari Aurora Ribero yang tampil dengan sangat cemerlang. Ia mampu memikat penonton sejak awal film, memainkan sisi emosional melalui diam, tatapan, bahkan intonasi suara ketika adegan-adegan mulai intens dan meledak. Arawinda Kirana dan Jerome Kurnia juga sangat berhasil membuat gua ketakutan sepanjang film, melalui sisi romantis yang berakhir tragis, keduanya menghadirkan performa akting yang tidak main-main, (spoiler alert) khususnya adegan ranjang yang secara jujur membuat psikologis gua sedikit terganggu.
Minusnya dari film ini adalah beberapa momen yang berkaitan sama "kecanduan bokep" terasa seperti terlalu awal untuk ditempatkan pada durasi tersebut, sehingga gua pribadi tidak relate karena kurangnya repetisi yang intens untuk behaviour tersebut. Dan di beberapa adegan terdapat dialog yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa nasional Jaksel yang tidak disertai subtitle, hal ini akan membuat penonton sedikit bingung mengingat tidak semua orang Indonesia fasih berbahasa Inggris.
Kesimpulannya adalah film Like & Share merupakan salah satu film Indonesia yang sangat gila, mengerikan (dalam hal positif), sekaligus indah dalam satu waktu dengan durasi 1 jam 52 menit. Film ini harus mendapatkan apresiasi lebih, karena ia mampu menghadirkan sajian yang sangat berbobot, memikat, personal, dan eksplisit dengan gaya penceritaan, eksekusi yang matang, serta akting Aurora Ribero yang sangat terang. Film ini mampu menampilkan banyak layer dalam penceritaannya, baik drama remaja, keluarga, romansa, serta edukasi seks yang penting bagi tiap-tiap manusia.
Sekian review singkat dari gua, jangan lupa follow instagram gua di @im.amru dan twitter gua di @daffaamrullah, serta subscribe channel youtube gua: Daffa Amrullah.
Terima kasih telah membaca review ini, semoga film ini dapat diapresiasi dan disikapi dengan bijak oleh para penonton.
Comments
Post a Comment