PERBEDAAN TV DAN FILM BIOSKOP
Dalam menikmati sebuah tontonan baik di televisi ataupun di
bioskop kita tentunya terkadang memikirkan apakah ada perbedaan dalam pembuatan
ataupun penayangan diantara kedua medium tersebut. Atau terkadang kita suka
memperhatikan gambar film yang terpotong di TV maupun adanya perubahan ukuran
gambar film yang lebih kecil dari layar TV, nah hal-hal tersebut memberikan
kita penjelasan bahwa terdapat perbedaan diantara TV dan film.
1. Layar
Pada medium film, kita dapat menyaksikan video diputar dengan layar berukuran besar di bioskop sehingga kita dapat dengan leluasa menikmati gambar lanskap dengan objek yang sangat kecil, ataupun pemandangan-pemandangan dari jarak jauh tanpa harus mengalami kesulitan.
Sedangkan pada TV kita hanya dapat menikmati video diputar dengan ukuran semaksimalnya televisi pada umumnya, atau bisa dibilang kecil.
Pengaruh ukuran layar membuat perbedaan signifikan pada proses pembuatan dan penayangan untuk kedua medium tersebut. Pada pembuatan film/video yang akan diputar di bioskop, kita dapat menemukan berbagai macam type of shot, mulai dari extreme close up hingga extreme long shot tanpa kesulitan melihatnya. Dan untuk TV kita hanya dapat menemukan type of shot yang didominasi antara medium shot dan close up.
Tentunya akan sangat sulit apabila type of shot film bioskop
dimasukkan ke dalam TV, contohnya adalah adegan Ant-man (2015) saat menyusut
akan menyulitkan penonton TV dalam menontonnya.
2. Situasi Menonton
Pada saat menonton film di bioskop, penonton cenderung fokus terhadap film yang ditampilkan karena tidak ada aktifitas lain yang berjalan ketika seseorang menonton film di bioskop. Lain halnya dengan situasi saat menonton TV, pada saat menonton TV biasanya kita melakukan aktifitas lainnya atau bisa dibilang "TV hanya pelengkap". Ada ibu-ibu yang menonton TV sambil menyetrika pakaian, atau anak-anak yang menonton sambil bermain handphone, atau bisa jadi kita hanya menyalakan TV tanpa menontonnya dan hanya sebagai pemecah suasana sepi sebelum dan saat tidur. Situasi tidak fokus inilah yang membuat TV harus memberi perhatian ekstra terhadap penontonnya dengan cara melakukan "penegasan suara" sebagai penarik perhatian.
Kita biasa menemukan adegan seseorang terjatuh di sinetron TV, lalu ada orang yang melihatnya dan orang tersebut berkata "Eh itu si Entong Jatoh" kemudian ada orang lain datang dan berkata "Lah iya si Entong Jatoh". Itulah yang disebut "penegasan suara" dimana ketika visual telah ditampilkan kita perlu memberikan ekstra suara sebagai keterangan agar penonton tetap stay di acara TV yang disiarkan.
3. Mengendalikan Pilihan
Pada film bioskop, penonton tidak memiliki kekuasaan dalam
mengendalikan pilihan. Apabila penonton ingin menonton film A maka ia harus ada
di Studio 1, apabila penonton ingin menonton film B maka ia harus ada di Studio
2. Penonton di bioskop tidak bisa dengan seenaknya menentukan pergantian film
pada layar apabila ia bosan. Sementara pada TV, penonton memiliki kekuasaan
untuk mengendalikan pilihan dengan cara memindah channel dengan remote.
Pengaruh Pengendalian Pilihan ini memberikan impact kepada TV untuk lebih
memperketat struktur dramatik, oleh karena itu tidak mengherankan apabila kita
biasa melihat sinetron yang isinya berantem terus hampir di setiap menit, hal
ini memang bertujuan agar penonton tidak bosan dan terus stay pada channel
tersebut. Lain halnya dengan film bioskop yang memiliki struktur dramatik yang
terkadang naik dan terkadang turun berdasarkan durasi yang telah berjalan.
4. Penonton
Pada film bioskop, penonton lebih tersegmentasi, berbeda dengan televisi yang bersifat lebih keluarga. Oleh karena itu kita dapat menemukan topik pada film yang sangat spesifik karena peminatnya yang khusus dan tidak semua orang menikmatinya. Sedangkan TV disaksikan oleh berbagai macam kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa tanpa tersegmentasi secara khusus. Pengaruhnya adalah TV lebih banyak menampilkan topik-topik yang umum dan universal kepada penontonnya.
5. Iklan
Film memiliki iklan dengan cara pemaparan yang build in, sementara pada TV kita dapat menemukan iklan dengan tipe build in ataupun terpotong. Dikarenakan TV berbeda dengan film, ia bukan sebuah kesatuan yang utuh, melainkan terdiri dari beberapa segmen. Biasanya pada sebuah program TV berdurasi 60 menit akan dibagi menjadi 4 segmen dengan durasi bersih 48 menit. Tiap-tiap segmen memiliki durasi 12 menit dan total durasi iklan pada keseluruhan segmen adalah 12 menit.
Oleh karena itu penting sekali bagi TV untuk membuat Cliff Hanger* pada setiap segmennya agar penonton tetap tertarik pada acara tersebut.
*Cliff Hanger : Adegan menggantung yang membuat penonton penasaran sehingga tetap mengikuti cerita setelah iklan.
Nah itulah beberapa perbedaan antara film dan TV yang dapat kita temui pada saat menonton, setelah membaca artikel ini pastinya kita jadi lebih mengetahui banyak informasi seputar film dan televisi yang mungkin sebelumnya jarang kita ketahui. Terima kasih telah membaca, beri komentar dan jangan lupa bagikan kepada orang lain untuk menambah wawasan serta meningkatkan minat baca orang Indonesia.
Enjoy.
Comments
Post a Comment