REVIEW FILM 1917 (2019)
Untuk kalian yang belum menonton film 1917 bisa lebih tenang
karena ini bukan review spoiler.
Oke langsung aja, Sam Mendes berhasil memberikan pengalaman
mengesankan yang menurut gua luar biasa. Sebagai film pembuka awal tahun gua,
1917 dapat menyuguhkan sebuah penglihatan baru mengenai sisi lain sebuah
perang. Film ini menceritakan dua orang kopral yang ditugaskan untuk
menyampaikan pesan pembatalan penyerangan terhadap pasukan Jerman yang akan
dilakukan oleh pasukan Inggris, mereka harus sampai ke lokasi yang ditentukan
oleh atasan mereka sebelum pagi datang.
Secara visual, Roger Deakins tidak dapat diragukan lagi.
Sinematografi yang ciamik dengan konsep long take membawa kita ke waktu yang
sama tanpa adanya cut, serupa dengan film Birdman (2014) nya Alejandro González
Iñárritu. Pengambilan gambar dilakukan dengan cara yang menggugah, movement kamera
yang dinamis memberikan kita gambaran situasi yang dirasakan langsung oleh si
tokoh utama. Selain itu pencahayaan yang gila-gilaan mulai dari pencahayaan
natural di alam, hingga adegan... (kalian akan lihat sendiri).
Segi tata produksi film ini juga tidak main-main. Semua yang
disajikan sangatlah fantastis dan realistis. Kita akan terbawa oleh suasana
kehancuran pada perang dunia pertama secara nyata, semua aspek akan merangsang
ketakutan besar yang akan terus melanda kita sampai akhir film. Mengetahui
bahwa set dibuat sedemikian rupa dan juga mengikuti bagaimana cuaca pada saat
shooting di alam terbuka tentunya akan membuat kalian lebih mengapresiasi 1917,
dikarenakan medan yang sulit pada tahap pembuatannya tentunya tidak akan
mengecewakan hasil.
Meski disajikan dengan visual dan teknis yang apik bahkan
epik, 1917 masih terasa kendor. Intensitas ketegangannya tidak setara dengan
Dunkirk (2017) nya Christoper Nolan, dan mungkin beberapa scenenya tidak sekuat
opening scene dari The Revenant (2015) nya Alejandro González Iñárritu walaupun
sama-sama menggunakan metode long take. Sebenarnya yang juga gua sayangkan
adalah film ini tidak didistribusikan oleh Cinema XXI di Indonesia, padahal gua
sangat ingin menyaksikan film ini dalam format IMAX.
1917 mungkin menjadi sebuah mahakarya Sam Mendes yang paling
gua sukai untuk saat ini, film ini memang wajib ditonton bagi kalian pecinta
film perang.
Gua akan memberikan nilai 9,5/10 untuk film dari sutradara
Skyfall ini.
Enjoy.
Comments
Post a Comment