Dalam menulis skenario film, kita dapat membuat berbagai
macam pola untuk membuka sebuah jalannya cerita suatu film. Biasanya, pola-pola
tersebut menentukan bagaimana cerita berjalan ke depannya dan bagaimana
perkembangan karakter-karakter yang berada pada film tersebut. Berikut adalah
beberapa pola opening dalam film yang dapat diterapkan pada penulisan skenario.
- Outside Action : Ini adalah kebalikan dari pola opening Inside Action. Pada pola Outside Action, yang pertama kali diperlihatkan adalah keunggulan si antagonis. Pola ini akan memberikan efek peningkatan terhadap antisipasi dan suspense penonton, penonton akan menebak-nebak bagaimana cara si protagonis bisa mengalahkan si antagonis yang begitu hebat. Pola opening ini dapat kita lihat pada film The Dark Knight (2008) dan Inglourious Basterd (2009).
- Pola Keseharian : Seperti namanya, pola keseharian memperlihatkan bagaimana aktifitas tokoh protagonisnya di kehidupan sehari-hari seperti realita di dunia nyata. Kita dapat menemukan pola opening ini pada film Roma (2018). Pada film Roma, kita diperlihatkan bagaimana aktifitass Cleo sehari-hari saat membersihkan rumah sebagai seorang asisten rumah tangga. Kelemahan pada pola opening ini adalah penonton mungkin akan bosan apabila disajikan dengan tampilan yang biasa-biasa saja.
- Pola Kedatangan : Pola kedatangan memperlihatkan situasi baru bagi protagonis bersama dengan penontonnya. Hal-hal yang biasanya dipaparkan adalah tampilan lanskap visual-visual yang memberikan nilai estetis, contohnya adalah pada film Midsommar (2019)
- Pola Prologue : Pola ini memperlihatkan masa lalu tokoh lalu tiba-tiba melompat ke masa depan. Pola ini berfungsi untuk membangun motif dan tujuan karakter si tokoh protagonis menjadi lebih kuat. Contoh film yang menggunakan pola opening ini adalah Batman Begins (2005) dan Batman v Superman : Dawn of Justice (2016). Kedua film Batman ini memberikan kita informasi motif Bruce Wayne yang bertransformasi menjadi Batman dikarenakan orang tuanya dibunuh.
- Pola Flashback : Pola Flashback menyuguhkan situasi yang akan datang baru setelahnya cerita bergerak kembali dari situasi awal. Pola flashback membangun kekuatan rasa ingin tahu penonton terhadap apa yang terjadi pada film, penggunaan pola flashback sangat beresiko menjadi spoiler apabila diterapkan secara tidak cermat. Contoh penggunaan pola flashback adalah film Deadpool (2016) dan The Prestige (2006).
- Pola Editing : Adalah pola yang menjahit adegan-adegan dalam satu montase yang berguna untuk memberikan efektifitas waktu penceritaan, biasanya digunakan pada film musikal. Kita dapat melihat contohnya pada adegan opening film The Greatest Showman (2017)
- Pola Kombinasi : Selain pola-pola yang disebutkan di atas, terdapat pula kombinasi dari dua atau lebih pola yang bisa diterapkan sesuai dengan penceritaan yang ingin kalian sampaikan.
Itulah beberapa pola opening pada film yang dapat kalian
terapkan pada penulisan skenario untuk membuat film kalian. Ingat, pahami
dahulu apa yang kalian ingin buat sebelum menentukan pola opening yang akan
diterapkan agar berfungsi maksimal dalam pembuka film kalian.
Enjoy.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeletethanks amru, saya selalu kembali ke sini untuk baca-baca tips film
ReplyDelete